iklan header

Kemarau Di Bukit Patrabulu

hari itu minggu 30 Juni 2019 aku kembali menginjakkan kaki di tanah perbukitan desa awang bangkal, kabupaten banjar. terik matahari yang menghujani tanah banjar membuat rerumputan menjadi menguning hal serupa juga dijumpai disini, di bukit patrabulu yang mana jika dilihat dari kejauhan seperti gundukan emas yang berkilauan diterpa sang mentari.

Bukit Patrabulu Menguning
Bukit Patrabulu Menguning

namun jauh sebelum itu saya bahas dulu sebab akibat saya bisa sampai disini. beberapa minggu yang lalu aku berjanji dengan seorang kawan untuk menemani pergi ke bukit patrabulu. wajar saja karna saya sudah pernah camping disini. singkat cerita malam minggu saya minta dijemput jam tujuh pagi, namun naas akibat push rank jadi ketiduran dan baru bangun pas tepat pukul tujuh, dengan sigap saya mengambil hp untuk ngasih tau bahwa jangan jembut dlu. baru buka hp langsung disambut dengan kalimat "OTW" dari sidia, dibalas udh terlanjur gk aktif lagi, terpaksa dengan sigap langsung kekamar mandi yang sialnya airnya kayak es batu dinginnya.

jam 07.25 kami sudah siap berangkat dari gambut, untuk rutenya adalah kalian lurus saja pergi ke bundaran banjarbaru, dari arah banjarmasin ambil lurus arah mandiangin ( ke kanan arah pelaihari), ( ke kiri arah martapura) - kemudian lurus pokoknya kalan utama atau jalan besar saja, hingga menjumpai pertigaan, ambil kanan /jalan utama, (jika kekiri arah teluk tamiyang), sampai nanti menemukan pertigaan lagi ambil kiri ( arah matang kaladan, riam kanan), jika kanan ( ke arah tahura sultan adam, dan gunung mawar.

bukit patrabulu
patrabulu dari bawah

jika sudah maka akan sampai didaerah awang bangkal, bukit patrabulu terletak dipinggir jalan dengan ciri tidak ditumbuhi pohon ( ada sih tapi cuman sedikit dan masih kecil kecil ), dan dikanannya ada tambang batu. patokannya adalah tugu selamat datang dan dikanannya ada pom bensin. untuk masuk kesana gratis alias tidak bayar, namun kalau ada yang jaga parkir cukup bayar 2000 rupiah untuk 1 orang.

pukul 08.30 kami sampai di awang bangkal, selanjutnya langsung menuju ke jalur pendakian, bukit ini tidak terlalu tinggi namun karena tidak ditumbuhi pepohonanm hanya ilalang maka membuat suhu dikaki bukit lumayan panas, namun jangan risau karna apabila kita sudah sampai ditengah bukit pada suhu lumayan sejuk dan angin sudah berhembus dengan kencang, disatu satunya jalur pendakian kami banyak berpapasan dengan orang orang yang turun camping. karna bukut ini emang gak cocok didaki saat siang hari apalagi kemarau, namun hal itu akan terbayarkan dengan pemandangan yang didapatkan saat ditengah bukit, ilalang yang kekuningan bak dipadang savana dengan langit yang biru cerah membuat mata tak berkedip melihatnya.

Baca juga : Daftar Tempat Wisata Kalimantan Selatan

pemandangan diatas patrabulu
ditengah bukit

pemandangan diatas patrabulu
bukit palawangan diseberang

pemandangan diatas patrabulu
ilalang yang menguning



 owh iya saya cuman sampai tengah bukit dikarnakan cuaca yang terik ditambah lupa bawa air minum. karena warung satu satunya disekitar bukit masih belum buka, sial bener emang.

setelah cukup lama dan energi sudah terisi kembali kamipun siap siap turun, karna gak sanggup menuju puncak.


bukit patrabulu menyala dari kejauhan
bukit patrabulu menyala dari kejauhan

desa awang bangkal
desa awang bangkal dari tengah bukit

oke sekian dulu pengalaman saya saat kemarau menyambangi bukit patrabulu, terimakasih yang sudah baca dan sampai jumpa dipostingan selanjutnya.

bonus : tambang yang kemudian hari akan mengeruk patrabulu
tambang bukit patrabulu
tambang dibukit patrabulu

Post a Comment

0 Comments