iklan header

Mencari Lele Rawa Kalimantan di Hutan Damparan bagian 2

Lele Rawa Kalimantan


oke lanjut petualangan mencari lele lembat atau lele rawa kalimantan, postingan ini adalah kelanjutan ( bagian 2 ) dari postingan saya sebelumnya, jika kalian belum membaca baca dulu Ekspedisi Pencarian Lele Rawa Kalimantan agar ceritanya nyambung dan kalian bisa paham.

ekspedisi mencari lele rawa kalimantan di desa margasari ulu
Ekspedisi Mencari Lele Rawa Kalimantan

Mencari Ikan

setelah sebelumnya gagal total untuk membuat tempat duduk, kamipun bingung karena, ikan lembat tidak dapat, membuat bangku gagal, maka kami pun bingung dengan cacing yang kami cari ini sisanya untuk digunakan apa, akhirnya Idoo pun punya ide bagaimana jika sisa cacingnya kita gunakan sebagai umpan untuk memasang tajur saja, bahasa banjar kami menyebutnya banjur, akhirnya Idoo pun kembali untuk mengambil banjur.

10 buah banjur sudah disiapkan, kamipun mengaitkan cacing cacing ke mata kail tajur tersebut, tajur pun kami sebar dipadang rawa damparan.

setelah semua tajur kami sebar kami pun menunggu untuk beberapa saat sambil berbincang bincang kembali. tak terasa matahari sudah diatas kepala, hari sudah sangat siang, kami pun berangkat untuk mencek apakah tajurnya dimakan ikan atau tidak.

tidak sesuai ekspektasi ternyata hampir semua tajur tidak ada yang kena, cacingnya habis mungkin digerogoti ikan ikan kecil, namun ada 1 yang kena yaitu kami mendapatkan ikan gabus, ya lumayan lah. dan kamipun kembali menebar tajur tersebut karena cacingnya masih banyak.

namun upaya kedua kali ini hasilnya tetap nihil, semua umpan habis baru sebentar, namun ada 1 tajur yang dimakan, sialnya kailnya ditarik kedalam lobang dibawah akar sagu, akhirnya dibenak saya pun muncul apakah dimanakan ular, namun jika ikan maka akan sayang sekali akhirnya saya sedikit ragu untuk memasukkan tangan saya.

saya pun melapisi tangan saya dengan plastik jikalau ada yang gigit mungkin dapat sedikit menahan gigitannya haha, benar saja setelah saya coba telusuri benangnya ternyata sangat dalam ke dalam tanah dan tangan saya pun belum sampai ke ujuang mata kailnya. kemungkinan yang memakan umpan ini adalah belut sebab ular tanah setahu saya tidak doyan cacing, namun sepengalaman saya tajur bisa juga dimakan ular tanah. lho kan gak doyan cacing, sebenarnya cacingnya sudah dimakan ikan gabus, nah ikan gabus yang kena tajur tersebut apabila tidak segera diambil maka dia bisa menjadi santapan ular tanah, dan itu sering saya alami. namun biasanya hal itu cuma saya temui jika memasang tajur dimalam hari, kalau siang hari kayanya tidak deh. namun karena ini dirawa yang dalam kita tidak tahu penghuni atau predator apa saja yang menyantap umpan kita.

karena saya yakin bukan ular akhirnya saya pun nekat memberanikan diri untuk memasukkan tangan saya sepenuhnya kedalam lubang atau liang yang ada didalam air, namun saya tidak bisa melepaskan kailnya yang nyangkut diakar sagu. akhirnya saya pun memanggil Idoo untuk membantu saya.

setelah susah payah kami berdua pun berhasil melepaskan kail yang tersangkut didalam tanah, sayang juga jikalau dibuang kan belinya pakai uang, jika masih bisa diselamatkan ngapain ditinggal kan gitu, haha.

akhirnya kami pun kembali ke bawah pohon beringin tempat saya meninggalkan pancing saya, kami pun mengecek apakah penghuni lobang ada yang tertarik dengan umpan kami, namun sama seperti sebelumnya tidak ada respon sama sekali, akhirnya memancing ikan lele lembat pun gatot alias gagal total.

kami pun akhirnya bersiap siap untuk pulang karena hari sudah semakin sore, dan tajurnya tetap saya tinggal dan kami tebar dirawa siapa tahu ada yang makan dan besok harinya kami cek kembali.

kami pun pulang menuju rumah masing masing dengan tangan hampa, namun Idoo punya ide lagi bagaimana jika kita gunakan sisa cacingnya untuk mancing udang galah disungai besar, perlu diketahu Kampung saya Margasari dilalui sungai besar yang tersambung ke sungai Nagara, Sungai Barito, Sungai Kahayan, dan lain lain yang berhulu dipegungan Schwaner Kalimantan Tengah dan ke arah hilir melalui Sungai Marabahan, Sungai Banjar, dan berujung di Laut Jawa. dengan panjang 909 Km, yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia.

namun rencana kedua yang sangat brilian ini gagal total lagi, sebab arus sungai terlalu deras, karena untuk memancing udang galah diperlukan aliran sungai yang tenang. akhirnya saya pun merelakan kesempatan tersebut.

oke demikianlah cerita tentang Ekspedisi Mencari Lele Rawa Kalimantan di Hutan Damparan tepatnya Dikampung halaman saya Desa Margasari Ulu, Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin.

jangan lupa baca postingan saya yang lainnya, sampai jumpa.

Post a Comment

0 Comments